Home » » LP Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri

LP Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri



LAPORAN PENDAHULUAN
RESIKO BUNUH DIRI

OLeh : Cecep Tamahaya S.Kep.,Ners
       Endang Hulaepi S.Kep.,Ners

I. Masalah Utama
            Resiko Bunuh Diri
II. Proses Terjadi Masalah
A. Definisi
            Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Perilaku bunuh diri meliputu isyarat-isyarat, percobaan atau ancaman verbal, yang akan mengakibatkan kematian, luka atau mernyakiti diri sendiri.
B. Stresor Pencetus Secara Umum
Stressor pencetus bunuh diri sebagian besar adalah kejadian memalukan, masalah interpersonal, dipermalukan di depan umum, kehilangan pekerjaan, ancaman penjara dan yang paling penting adalah mengetahui cara-cara bunuh diri. Factor risiko secara psikososia: putus asa, ras, jenis kelamin laki-laki, lansia, hidup sendiri klien yang memiliki riwayat pernah mencoba bunuh diri, riwayat keluarga bunuh diri, riwayat keluarga adiksi obat, diagnostic: penyakit kronis, psikosis, penyalahgunaan zat.
C. Penyebab Bunuh Diri
  1. Faktor genetik dan teori biologi
Faktor genetik mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri pada keturunannya. Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko buuh diri.
  1. Teori sosiologi
Emile Durkheim membagi bunuh diri dalam 3 kategori yaitu : Egoistik (orang yang tidak terintegrasi pada kelompok sosial) , atruistik (Melakukan bunuh diri untuk kebaikan masyarakat) dan anomik ( Bunuh diri karena kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi dengan stressor).
  1. Teori psikologi
Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh diri merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.                                                                                                                                                              
  1. Penyebab lain :
a.       Adanya harapan yang tidak dapat di capai
b.      Merupakan jalan untuk mengakhiri keputusasaan dan ketidak-berdayaan
c.       Cara untuk meminta bantuan
d.      Sebuah tindakan untuk menyelesaikan masalah
D. Rentang Bunuh Diri
Pada umumnya tindakan bunuh diri merupakan cara ekspresi orang yang penuh stress. Perilaku bunuh diri berkembang dalam rentang diantaranya :
·         Suicidal ideation, Pada tahap ini merupakan proses kontemplasi dari bunuh diri, atau sebuah metoda yang digunakan tanpa melakukan aksi/ tindakan, bahkan klien pada tahap ini tidak akan mengungkapkan idenya apabila tidak ditekan. Walaupun demikian, perawat perlu menyadari bahwa pasien pada tahap ini memiliki pikiran tentang keinginan untuk mati
·         Suicidal intent, Pada tahap ini klien mulai berpikir dan sudah melakukan perencanaan yang konkrit untuk melakukan bunuh diri
·         Suicidal threat, Pada tahap ini klien mengekspresikan adanya keinginan dan hasrat yan dalam , bahkan ancaman untuk mengakhiri hidupnya
·         Suicidal gesture, Pada tahap ini klien menunjukkan perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri yang bertujuan tidak hanya mengancam kehidupannya tetapi sudah pada percobaan untuk melakukan bunuh diri. Hal ini terjadi karena individu mengalami ambivalen antara mati, hidup dan tidak berencana untuk mati. Individu ini masih memiliki kemauan untuk hidup, ingin di selamatkan, dan individu ini sedang mengalami konflik mental. Tahap ini sering di namakan “Crying for help” sebab individu ini sedang berjuang dengan stres yang tidak mampu di selesaikan
·         Suicidal attempt, Pada tahap ini perilaku destruktif klien yang mempunyai indikasi individu ingin mati dan tidak mau diselamatkan misalnya minum obat yang mematikan,  walaupun demikian banyak individu masih mengalami ambivalen akan kehidupannya

III. Pohon Masalah
Akibat                             Kematian         Isolasi sosial               HDR
                                                                                                                                                                                                        
Masalah Utama              Resiko Bunuh Diri       
     


IV. Masalah dan Data yang Perlu dikaji                                       
Data yang perlu dikumpulkan saat pengkajian :
  1. Riwayat masa lalu :
a.       Riwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri
b.      Riwayat keluarga terhadap bunuh diri
c.       Riwayat gangguan mood, penyalahgunaan NAPZA dan skizofrenia
d.      Riwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik.
e.       Klien yang memiliki riwayat gangguan kepribadian boderline, paranoid, antisosial, gangguan persepsi sensori, gangguan proses pikir, dlsb
f.       Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berduka
  1. Symptom yang menyertainya
a. Apakah klien mengalami :
a)      Ide bunuh diri
b)      Ancaman bunuh diri
c)      Percobaan bunuh diri
d)     Sindrom mencederai diri sendiri yang disengaja
b. Derajat yang tinggi terhadap keputusasaan, ketidakberdayaan dan anhedonia dimana hal ini merupakan faktor krusial terkait dengan resiko bunuh diri.
3. Bila individu menyatakan memiliki rencana bagaimana untuk membunuh diri mereka sendiri. Perlu dilakukan penkajian lebih mendalam lagi diantaranya :
a.       Cari tahu rencana apa yang sudah di rencanakan
b.      Menentukan seberapa jauh klien sudah melakukan aksinya atau perencanaan untuk melakukan aksinya yang sesuai dengan rencananya.
c.       Menentukan seberapa banyak waktu yang di pakai pasien untuk merencanakan dan mengagas akan bunuh diri
d.      Menentukan bagaiamana metoda yang mematikan itu mampu diakses oleh klien.
Hal – hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan pengkajian tentang riwayat kesehatan mental klien yang mengalami resiko bunuh diri :
§  Menciptakan hubungan saling percaya yang terapeutik
§  Memilih tempat yang tenang dan menjaga privasi klien
§  Mempertahankan ketenangan, suara yang tidak mengancam dan mendorong komunikasi terbuka.
§  Menentukan keluhan utama klien dengan menggunakan kata – kata yang dimengerti klien
§  Mendiskuiskan gangguan jiwa sebelumnya dan riwayat pengobatannya
§  Mendaptakan data tentang demografi dan social ekonomi
§  Mendiskusikan keyakinan budaya dan keagamaan
§  Peroleh riwayat penyakit fisik klien



Salah satu Instrumen yang dapat dipakai untuk mengukur bunuh diri :
SAD PERSONS
NO
SAD PERSONS
Keterangan
1
Sex (jenis kelamin)
Laki laki lebih komit melakukan suicide 3 kali lebih tinggi dibanding wanita, meskipun wanita lebih sering 3 kali dibanding laki laki melakukan percobaan bunuh diri
2
Age ( umur)
Kelompok resiko tinggi : umur 19 tahun atau lebih muda, 45 tahun atau lebih tua dan khususnya umur 65 tahun lebih.
3
Depression
35 – 79% oran yang melakukan bunuh diri mengalami sindrome depresi.
4
Previous attempts (Percobaan sebelumnya)
65- 70% orang yang melakukan bunuh diri sudah pernah melakukan percobaan sebelumnya
5
ETOH ( alkohol)
65 % orang yang suicide adalah orang menyalahnugunakan alkohol
6
Rational thinking Loss ( Kehilangan berpikir rasional)
Orang skizofrenia dan dementia lebih sering melakukan bunuh diri disbanding general populasi
7
Sosial support lacking ( Kurang dukungan social)
Orang yang melakukan bunuh diri biasanya kurannya dukungan dari teman dan saudara, pekerjaan yang bermakna serta dukungan spiritual keagaamaan
8
Organized plan ( perencanaan yang teroranisasi)
Adanya perencanaan yang spesifik terhadap bunuh diri merupakan resiko tinggi
9
No spouse ( Tidak memiliki pasangan)
Orang duda, janda, single adalah lebih rentang disbanding menikah
10
Sickness
Orang berpenyakit kronik dan terminal beresiko tinggi melakukan bunuh diri.








RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien     :…………….                                                                         
Ruangan          :…………….
No. CM           :…………….                                                                                     
Dx Medis        :……………

Tgl

No Dx

Dx
Keperawatan

 Perencanaan
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Rasional


Risiko Bunuh Diri
Tujuan : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri

SP 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
1. Setelah…..× interaksi klien menunjukan tanda-tanda percaya kepada perawat :
§  Ekspresi wajah bersahabat
§  Menunjukan rasa senang
§  Ada kontak mata
§  Mau berjabat tangan
§  mau menyebutkan nama
§  Mau menjawab salam
§  Mau duduk berdampingan dengan perawat
Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :
§  Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
§  Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan
§  Tanyakan nama lengkap dan nama penggilan yang disukai klien
§  Buat kontrak yang jelas
§  Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
§  Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya
§  Beri perhatian kepada klien dan masalah yang dihadapi klien
§  Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi  perasaan klien
1. Kepercayaan dari klien merupakan hal yang mutlak serta akan memudahkan dalam pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada klien



SP 2 : Klien dapat mengenal  penyebab resiko perilaku bunuh diri
2. Setelah…..× interaksi klien menceritakan penyebab perilaku bunuh diri yang dilakukannya :
§  Menceritakan penyebab klien melakukan percobaan bunuh diri
2. Bantu klien mengungkapkan perasaan yang menyebabkan klien mempunyai ide serta melakukan percobaan bunuh diri :
§  Motivasi klien untuk menceritakan penyebab klien mempunyai ide bunuh diri
§  Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien
2. Menentukan mekanisme koping yang dimiliki klien dalam menghadapi masalah serta sebagi langkah awal dalam menyusun strategi berikutnya



SP 3 : Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku bunuh diri
3. Setelah…..× interaksi klien menceritakan tanda-tanda saat klien berkeinginan untuk bunuh diri :
§  Tanda Sosial : klien mengancam akan melakukan bunuh diri dan klien melakukan hal yang tidak biasa dilakukan klien
§  Tanda Fisik : klien mencederi diri sendiri seperti menyayat nadi, minum obat sampai over dosis, dlsb, tatapan mata klien tampak menerawang eperti memikirkan sesuatu
§  Tanda Emosional : klien menjadi penyendiri, pemurung, dan  pemarah
3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku bunuh diri yang dialaminya :
§  Motivasi klien menceritakan kondisi emosionalnya
§  Motivasi klien menceritakan kondisi sosialnya
3. Deteksi dini sehingga dapat mencegah tindakan yang dapat membahayakan klien



SP 4 : klien dapat mengidentifikasi perilaku percobaan bunuh diri yang pernah dilakukan
4. Setelah…..× interaksi klien menjelaskan  :
§  Perasaan saat melakukan bunuh diri
§  Efektivitas percobaan yang dilakukan
§  Tindakan yang sudah pernah dilakkan untuk mengakhiri hidup
4. Diskusikan dengan klien percobaan bunuh diri yang dilakukannya selama ini :
§  Motivasi klien menceritakan tindakan apa saja yang sudah pernah dilakukan untuk mengakhiri hidup
§  Motivasi klien menceritakan perasaan setelah tindakan tersebut
§  Diskusikan apakah dengan tindakan tersebut masalah yang dialami klien teratasi
4. Melihat mekanisme koping klien selama ini dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi



SP 5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat tindakan yang sudah dilakukan untuk bunuh diri
5. Setelah…..× interaksi klien menjelaskan  akibat tindakannya :
§  Diri sendiri
§  Orang lain
§  Lingkungan
5. Diskusikan dengan klien akibat negatif cara yang dilakukan pada :
§  Diri sendiri
§  Orang lain
§  Lingkungan
5. Membantu klien melihat dampak yang ditimbulkan akibat tindakan bunuh diri yang dilakukan klien



SP 6 : Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif untuk menghilangkan keinginannya untuk bunuh diri
6. Setelah…..× interaksi klien :
§  Menjelaskan cara yang sehat untuk menghilangkan keinginan bunuh diri

6. Diskusikan dengan klien :
§  Apakah klien mau mempelajari cara baru untuk menghilangkan keinginannya tanpa melakukan tindakan destruktif terhadap dirinya
§  Jelaskan berbagai alternatif yang dapat dilakukan jika keinginan bunuh diri muncul
§  Jelaskan cara-cara sehat untuk menghilangkan keinginan untuk bunuh diri : melakukan hobi klien, berdoa, minta bantuan orang lain jika muncul keinginan bunuh diri, dan TAK
6.  Menurunkan perilaku destruktif yang akan mencederai klien



SP 7 : Klien dapat mendemonstrsikan cara mengontrol keinginan untuk bunuh diri

7. Setelah…..× interaksi klien memperagakan cara mengontrol perilaku destruktif terhadap diri sendiri :
§  Fisik : Melakukan hobi klien, ikut TAK
§  Verbal : Mengungkapkan perasaan yang membuatnya ingin bunuh diri pada orang lain tanpa menyakiti diri sendiri
§  Spiritual : Berdoa sesuai agama
7.1.  Diskusikan cara yang akan dipilih dan anjurkan klien memilih cara yang mungkin sesuai dengan kondisi klien
7.2 Bantu klien jika klien kesulitan untuk melakukan apa yang sudah dipilihnya
7.1 Keinginan untuk bunuh diri sangat rentan dan tidak tahu kapan munculnya
7.2 Meningkatkan kepercayaan diri klien serta enghindari terjadi hal yang tidak diinginkan



SP 8 : Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku bunuh diri
8. Setelah…..× interaksi keluarga :
§  Menjelaskan cara merawat klien dengan resiko bunuh diri
§  Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien
8.1 Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku bunuh diri
8.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku bunuh diri
8.3 Jelaskan pengertian, penyebab, akibat, dan cara merawat klien resiko bunuh diri yang dapat dilakukan keluarga
8.4  Peragakan cara merawat klien
8.5 Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang
8.6 Beri pujian pada keluarga setelah peragaan
8.7 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatih
8. Keluarga adalah sistem pendukung utama bagi klien




SP 9 : KLien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan
9.1 Setelah…..× interaksi klien menjelaskan :
§  Manfaat minumobat
§  Kerugian tidak minum obat
§  Nama obat
§  Bentuk dan warna obat
§  Dosis yang diberikan
§  Waktu pemakaian
§  Cara pemakaian
Efek yang dirasakan
9.2 Setelah…..× interaksi
klien menggunakan obat sesuai program
9.1 Jelaskan pada klien  :
§  Manfaat minumobat
§  Kerugian tidak minum obat
§  Nama obat
§  Bentuk dan warna obat
§  Dosis yang diberikan
§  Waktu pemakaian
§  Cara pemakaian
§  Efek yang dirasakan
9.2 Anjurkan klien :
§  Minta dan menggunakan obat tepat waktu
§  Lapor ke perawat/dokter jika mengalami efek yang tidak biasa
§  Beri pujian
§   
terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat

9. Mensukseskan program pengobatan klien





DAFTAR PUSTAKA

Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Captain, C, ( 2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy, Volume 6(3), May/June 2008, p 46–53. Philadelphia : Elsevier Mosby.
Kaplan and Saddock (2005). Comprehensive textbook of Psychiatry. St Louis:  Mosby.
Stuart, GW and Laraia (2005). Principles and practice of psychiatric nursing, 8ed. Philadelphia : Elsevier Mosby.
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

0 comments :

Posting Komentar

Random Posts